DIYerLabs – Pemuda berbadan tinggi berdiri di depan kaca memutar putar tubuhnya memastikan seragam sekolahnya sudah lengkap. Pemuda tersebut berkata lirih memuji dirinya sendiri, rahangnya yang panjang memberikan kesan tegas pada dirinya.
Ia adalah Haidar Dewa Bramastra. Laki laki yang masih duduk dibangku SMA. Perempuan berkurcir kuda menggunakan seragam yang sama, ia mengetuk pintu kamar Haidar menyuruhnya untuk lekas turun dan sarapan bersama.
Haidar mengalihkan pandangannya dari kaca menoleh ke arah sumber suara dan menjawabnya dengan singkat. Perempuan bertubuh mungil itu mulai menuruni tangga satu persatu yang diikuti oleh Haidar.
Perempuan tersebut adalah Hani Dewi Bramasta kembaran dari Haidar, mereka kembar tak identik. Meskipun mereka kembar sifat mereka sangat berbanding terbalik. namun, mereka tetap menyanyangi satu sama lain.
Saat tiba di meja makan Haidar mendahului Hani yang akan duduk di kursi meja makan padahal Hani sudah siap siap untuk duduk. Haidar memang sangat jail kepada adiknya itu.
Dengan wajah cemberut Hani menjitak kepala Haidar. Haidar yang tadinya tertawa seketika meringis kesakitan. Pak Bramasta yang dari tadi ada di situ hanya bisa menggeleng gelengkan kepala melihat tingah anaknya itu.
Bu Tarti yang sedari tadi menyiapkan makanan akhirnya selesai juga. Pak Bramastra menyuruh mereka berdoa dulu sebelum makan. Mereka menikmati makanan tersebut dengan tenang, tidak ada satupun dari mereka yangn membuka suara.
Setelah selesai makan Pak Bramasta membuka suara, ia menanyai bagaimana keadaan sekolah anak anaknya itu. Hani dengan cepat mengadu kepada ayahnya itu jika Haidar sering membuat keributan di sekolahnya, bukan hanya itu dia juga sering keluar masuk BK.
Haidar yang mendengar itu semua mempeloti Hani berniat mengancam adiknya itu. Namun, bukannya malah takut Hani malah mengejek Haidar dengan menjulurkan lidahnya. Bu Rara yang sedari tadi memperhatikan tingkah kedua anaknya itu hanya bisa geleng geleng kepala.
Pak Bramasta berdememm lalu menanyai Haidar dengan hati hati apakah yang dikatan Hani itu benar. Haidar menghela nafas kasar dan memilih diam daripada menjawab pertanyaan ayahnya.
Pak Bramasta tidak memaksakan jika memang Haidar masih belum siap untuk bercerita, tetapi ia berpesan kepada Haidar jika memang itu semua bukan salahnya ia harus membuktikannya. Namun, jika sebaliknya Haidar harus meminta maaf kepada orang orang yang sudah ia rugikan.
Bel sekolah sudah berbunyi menandakan kelas akan dimulai sebentar lagi. Haidar dan Hani tidak berada di satu kelas. Hani berada di kelas 11 IPA 2 sedangkan Haidar berada dikelas 11 IPS 4.
Mata pelajaran kelas Hani hari ini adalah Matematika sangat membosankan bukan, padahal ini masih jam pertama. Ditengah tengah pelajaran Bapak Kepala Sekolah masuk dengan membawa seorang laki laki yang cukup tampan.
Semua murid kelas 11 IPA 2 yang tadinya tenang berubah menjadi berisik terutama murid perempuan. Hani hanya memperhatikan sekilas dan mengalihkan pandangannya, ia sama sekali tidak tertarik dengan apa yang ada.
Bapak kepala sekolah menyuruh semua untuk tenang dan mulai memperkenalkan anak laki laki tersebut, namanya adalah Daffa Melviano siswa pindahan dari luar kota.
Dikarenakan pekerjaan ayahnya yang harus pindah jadi Daffa pun ikut pindah. Karena ia juga tidak punya siapa siapa selain ayahnya. Bapak Kepala sekolah menjelaskan panjang lebar, ia juga meninta anak anak untuk menerima Daffa dengan baik.
Pak Tono guru matematika menyuruh Daffa untuk duduk di belakang Hani dan melanjutkan pelajaran nya.
Haidar duduk di pinggir lapangan sambil mengatur nafas, ia merasa seluruh badanya akan remuk, cuaca belum begitu panas namun keringat Haidar sudah bercucuran.
Jadwal pelajaran kelas 11 IPS 4 hari ini adalah olahraga. Banyak siswa yang mengeluh karena Pak Broto selalu menyuruh lari keliling lapangan sebanyak 30 kali. Jika mereka mengeluh maka hukumanya akan ditambah 10 kali.
Dari kejauhan Haidar melihat sosok laki laki yang mulai mendekat kearahnya. Laki laki tersebut adalah sahabat Haidar yaitu Kelvin. Mereka sudah berteman dari kecil, bukan hanya Haidar Hanapun juga berteman baik dengnan Kelvin.
Kelvin duduk di samping Haidar ia mengomel kenapa harus Pak Broto yang mengajar olahraga di kelasnya. Haidar hanya tersenyum melihat wajah temanya yang lucu saat ia marah.
Bel istirahat sudah berbunyi semua siswa berhamburan ke kantin. Tidak terkecuali Haidar dan Kelvin tenggorokan mereka sudah kering. Mereka memutuskan untuk membeli es teh.
Saat mengantri es teh di kantin Kelvin tidak sengaja melihat Hana, tadinya Kelvin ingin memanggil Hana namun ia urungkan setelah melihat sosok laki laki yang berjalan bersamanya.
Kelvin memanggil Haidar yang sedari tadi fokus mengantri, ia bertanya siapa sosok laki laki itu. Haidar langsung menoleh ke arah Hani ia juga tidak tau siapa laki laki itu.
Namun Haidar tetap mengantri es teh, sebenarnya ia juga penasaran namun sekarang sudah giliranya untuk membeli es teh.
Hari sudah mulai sore jam pelajaran berakhir hani ini. Haidar mengela nafas lega ahirnya ia bisa pulang. Kelvin menghampiri Haidar dan mengajaknya untuk mengambil montor bersama.
Hari ini Kelvin juga ingin menginap di rumah Haidar karena ortunya sedang menjalankan tugas di luar kota. Keluarga Haidar sudah menganggap Kelvin bagian dari keluarga mereka, tidak hanya sekali dua kali Kelvin datang ke rumah Haidar karena menurut Kelvin rumah Haidar lebih myaman daripada rumahnya sendiri.
Haidar dan Kelvin berniat menghampiri Hana karena Pak Bramasta sedang sibuk dan sopir yang biasa mengantarkan Hani sedang pulang kampung.
Hana seorang diri duduk dikursi depan kelas menunggu Haidar datang, tiba tiba Daffa yang baru saja keluar dari kelas duduk disamping Hani. Daffa dengan nada yang sedikit canggung bertanya kepada Hani kenapa ia belum pulang padahal sekolahan mulai sepi.
Hani dengan nada datar menjawab bahwa ia sedang menunggu seseorang tanpa menatap Daffa sedikitpun. Daffa menggangguk paham tanpa mengeluarkan suara. Daffa tetap diam dan duduk di samping Hani.
Hani merasa ada yang aneh dengan Daffa, kenapa dia sendiri belum pulang malah duduk disini dan diam saja. Beberapa menit kemudian Haidar dan Kelvin tiba di kelas Hani.
Lagi lagi laki-laki itu yang bersama Hani. Hani melambaikan tangannya kepada mereka berdua Daffa ikut menoleh penasaran.
Haidar dan Kelvin mengajak Hani pulang tanpa memperhatikan keberadaan Daffa. Daffa berpamitan kepada Hani karena seseorang yang ia tunggu sudah datang, ia juga mengatakan hati hati kepada Hani. Hani tertegun jadi dari tadi itu Daffa menemaninya?
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam Hani memilih keluar sebentar untuk menikmati udara segar, diam diam Kelvin mengikutinya dari belakang ia mengkageti Hani yang sedang meregangkan ototnya.
Hani reflek memukul kepala Kelvin yang berhasil membuatnya meringis kesakitan. Hani yang melihat kelvin kesakitan ikut panik memegangi kepala Kelvin, namun dengan muka tidak bersalah Kelvin malah tertartawa karena berhasil mengerjai Hani.
Hani sangat ingin memukul kepala kelvin sekali lagi namun ia tahan. Haidar mendengar suara berisik dari arah pintu depan. ia, mengikuti arah suara itu ternyata Hani dan Kelvin yang sedang bercanda gurau.
Haidar mendekati mereka, ia berdehem agar Hani dan Kelvin mengetaui keberadaanya.
Mereka bertiga duduk di lantai teras sambil menikmati pemandangan malam ini. Hani melihat ke arah Kelvin sebentar lalu, ia mengutarakan rasa penasarannya selama ini kenapa Kelvin sering kerumahnya dari pada dirumahnya sendiri.
Padahal jika di pikir pikir rumah Kelvin tidak kalah mewah daripada rumah Pak Bramastra. Kelvin tetap menatap langit sambil tersenyum kecut, ia berkata bahwa bukahkah seharusnya rumah adalah tempat ternyaman untuk pulang? namun, saat Kelvin pulang kerumah hanya kesepian yang ia rasakan.
Haidar mengalihkan perhatian sebelum suasana menjadi canggung dengan menanyai Hani siapa sosok laki laki yang bersamanya di sekolah tadi, Kelvin menimpali dengan menuduh bahwa itu pacar Hani.
Hani langsung menyangkalnnya karena ini juga kali pertama ia bertemu dengan laki laki tersebut. Kelvin menatap seolah tidak percaya ia juga menyuruh Hani untuk tidak dekat dekat dengan orang asing.
Haidar tertawa renyah melihat tingkah Kelvin yang seperti oranng cemburu. sedangkan Hani memilih masuk dan tidur. Haidar menoleh kesana kemari memastikan tidak ada orang, ia mengajak kelvin ketempat tersembunyi di dalam rumahnya.
Haidar mengingatkan Kelvin tenteng misinya dan tentu saja Kelvin tidak akan lupa akan misinya.
Keesokan harinya adalah hari libur mereka bertiga memutuskan untuk jogging ke taman dekat rumah. Mereka duduk di kursi taman setelah berkeliling taman sebanyak 4 kali.
Mereka suit untuk memutuskan siapa yang membeli minuman. Hani terpaksa harus membeli minuman karena ia yang kalah. Saat Hani ingin membayar uang minumannya ia panik karena dompetnya tertinggal di rumah.
Namun tiba tiba seorang laki laki menawarkan untuk membayarnya terlebih dahulu, ia adalah Daffa kebetulan ia juga ingin membeli minuman. Hani kembali dengan 3 botol air mineral, dan daffa mengikutinya dari arah belakang.
Haidar dan Kelvin bingung kenapa laki laki itu ada bersama Hani. Setelah memberikan minuman kepada Haidar dan Kelvin, Daffa mengajak Hani untuk berkeliling taman tanpa meminta izin kepada mereka berdua.
Hani menyetujui ajakan Daffa. Daffa mencoba mencairkan suasana dengan menayakan hal hal sederhana kepada Hani. Daffa juga membuat gurauan yang membuat hani tertawa renyah. Manis satu kata yang telintas di otak daffa.
Hari hari berlalu begitu cepat Hani dan Daffa semakin dekat satu sama lain, bahkan biasanya Daffa menjeput Hani berangkat sekolah. Hari ini Daffa mengajak Hani kesuatu tempat sepulang sekolah.
Hani sebenarnya ingin berpamitan dengan Haidar namun karena Daffa mengajaknya dengan buru buru jadi, ia tidak sempat untuk perpamitan. Hani berfirasat buruk, karena Daffa menghentikan montornya di bangunan yang sudah tua.
Benar saja firasat orang orang bertubuh tinggi mulai keluar dari tampat persembunyiannya. Mereka menyeret hani kedalam bangunan dan menyandera Hani.
Daffa berdiri tidak jauh dari tempat hani di sandeara. Daffa tidak berani menatap Hani ia, menundukkan pandangannya ia juga mengucapkan maaf dengan lirih namun masih dapat didengar oleh Hani. Ternyata selama ini Daffa adalah mata mata yang di suruh oleh ayahnya.